Daftar Alamat Kantor Pusat Bank Umum dan Bank Umum Syariah

OJK mengeluarkan daftar alamat kantor pusat Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah. Berdasarkan Undang-undang Perbankan, Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam kegiatannya, Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah juga memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. OJK melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah sesuai dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Daftar Terlampir

Suku Bunga The Federal Reserve (The Fed)

Dewan Gubernur Federal Reserve mengumumkan suku bunga. Tingkat bunga mempengaruhi seluruh jajaran suku bunga yang ditetapkan oleh bank komersial, gedung perkantoran dan lembaga lainnya untuk penabung dan peminjam mereka sendiri. Hal ini juga cenderung mempengaruhi nilai tukar. Secara umum, jika the Fed hawkish tentang prospek inflasi ekonomi dan suku bunga naik itu adalah positif, atau bullish, untuk USD.

Berikut link Suku Bunga The Fed

Update Makro Ekonomi Indonesia

BI RATE (CENTRAL BANK BENCHMARK REFERENCE RATE)

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 7 Oktober 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%. Kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014 dan 4,0±1% pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.

CADANGAN DEVISA (FOREIGN EXCHANGE RESERVE)


Posisi cadangan devisa pada akhir September 2014 tercatat sebesar USD111,2 miliar atau relatif stabil dari posisi akhir bulan sebelumnya. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan kebutuhan devisa, antara lain untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan intervensi valuta asing dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah. Di sisi lain, penerimaan devisa juga meningkat terutama berasal dari penerbitan sukuk global dan hasil ekspor migas Pemerintah serta kenaikan simpanan deposito valuta asing bank-bank di Bank Indonesia.

INFLASI (CONSUMER PRICE INDEX)

Biro Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi November sebesar 1,50% MoM atau lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 0,47% sebagai dampak dari dimulainya kenaikan harga BBM. Adapun inflasi year-on-year tercatat naik menjadi 6,23% dari 4,83% bulan sebelumnya.

NERACA PERDAGANGAN (TRADE BALANCE)

Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2014 berbalik surplus sebesar US$20 juta dari sebelumnya defisit US$270 juta. Surplus terjadi karena nilai ekspor mengalami kenaikan sebesar 0,49% MoM (turun 2,21% YoY) menjadi US$15,35 miliar sedangkan nilai impor turun 1,40% MoM (turun 2,21% YoY) menjadi US$15,33 miliar. Ekspor non-migas mengalami peningkatan sebesar 1,8% menjadi sebesar US$12,88 miliar adapun ekspor migas turun 5,8% menjadi US$2,47 miliar.

NERACA BERJALAN (CURRENT ACCOUNT)


Defisit transaksi berjalan (CAD) pada triwulan III-2014 tercatat sebesar US$6,8 miliar (3,07% GDP), lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$8,7 miliar (4,06% GDP) pada triwulan II-2014 dan defisit pada periode yang sama tahun 2013 sebesar US$8,6 miliar (3,89% GDP). Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama didukung oleh neraca perdagangan barang yang kembali surplus seiring dengan meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas, di tengah defisit neraca perdagangan migas yang tetap besar. Meningkatnya surplus neraca nonmigas dibandingkan triwulan sebelumnya terutama didorong oleh menurunnya impor nonmigas, khususnya impor bahan baku, sejalan dengan moderasi permintaan domestik. Secara tahunan, impor nonmigas pada triwulan III-2014 masih terkontraksi 2,7%.

PENANAMAN MODAL ASING (FOREIGN DIRECT INVESTMENT)

Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM) mencatat realisasi investasi Foreign Direct Investment (FDI) kuartal ketiga (Juli-September) 2014 sebesar US$7,5 miliar. Angka tersebut meningkat sebesar 1,3% q-o-q dari US$7,4 miliar di kuartal ketiga tahun 2014 atau mengalami peningkatan sebesar 17,6% y-o-y dibanding US$6,9 miliar di kuartal yang sama tahun sebelumnya.

PERTUMBUHAN EKONOMI (GDP GROWTH)


Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 tercatat 5,01% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2014 sebesar 5,12% (yoy). Untuk tiga triwulan pertama tahun 2014 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,11%. Realisasi pertumbuhan PDB ini sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2014 akan cenderung berada dalam batas bawah kisaran 5,1%-5,5%.

Net Buy/Net Sell Investor Asing


Dari data yang terkumpul sejak 1998, investor asing tercatat melakukan net sell pada tahun 2005 dan tahun 2013 lalu. Pada 2005, kepercayaan investor, termasuk juga investor domestik, sempat hilang karena praktek pencatatan NAB reksa dana yang tidak “marked to market” dan investor tidak dapat melakukan pencairan reksa dananya. Tahun lalu, net sell asing tercatat sebesar Rp20,65 triliun dipicu oleh isu tapering stimulus The Fed dan defisit neraca berjalan (CAD). Memasuki tahun 2014, investor asing mulai memacu pembelian ekuitas di bursa Jakarta dan akumulasi pembelian asing mencapai puncaknya pada Juli sebesar Rp57,23 triliun. Lalu asing keluar dari bursa selama periode Agustus-Oktober dengan akumulasi penjualan sebesar Rp11,9 triliun dan kembali masuk bursa pada November 2014.

Source