Arsip Tag: Saham

Analisis Saham BBRI


Perusahaan yang bergerak dalam bisnis perbankan ini Listing di Bursa Tanggal 10 Nopember 2003 pada harga Rp875/saham dengan kode saham BBRI. Bank BRI kini menjadi salah satu perusahaan perbankan terbesar di Indonesia.

Kepemilikan Saham Bank BRI

Komposisi Pemegang Saham BRI
Sumber: bri.co.id

Pembagian Dividen Tunai Saham BBRI

Tahun Buku F/I EPS Dividen DPR Cum Date
2013 Final 865,22 257,3271 30% 28 April 2014
2012 Final 757,26 225,232 30% 26 Maret 2013
2011 Final 611,41 122,281732 20% 26 April 2012
2010 Final 465,05 70,04 15% 27 Mei 2011

Sejak IPO, Saham BBRI alami kenaikan 18 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun dari harga Rp437,5 (harga penyesuaian stock split) menjadi Rp8.000 pada penutupan perdagangan 8 Nopember 2013.

harga Saham BBRI 10 tahun

keterangan :
2003* = Harga Saham IPO 10 Nopember 2003
2013*= penutupan harga saham 8 Nopember 2013
Harga saham Stock Split 2:1 tanggal 11 Januari 2011

Kinerja Keuangan dan Pasar Saham Bank BRI

Lanjutkan membaca Analisis Saham BBRI

Rumus Formula 72 dalam Investasi

https://yustinarini.files.wordpress.com/2012/06/6202.jpg

Salah satu formula yang sering dipakai di dalam dunia investasi adalah Rule of 72. Singkatnya secara mudah kita dapat mengetahui berapa lama nilai investasi kita akan berlipat dua. Sebagai contoh, jika kita mendepositokan uang kita sebesar 10 juta rupiah dengan suku bunga sebesar 6 persen per tahun, maka waktu yang dibutuhkan agar menjadi 20 juta rupiah (2 kali lipat) adalah 72/6 = 12 tahun. Jika Anda lebih berani dan menginvestasikannya ke saham dengan estimasi imbal hasil 20 persen, maka dalam 3,6 tahun saja dana investasi Anda akan berlipat dua.

Sederhana ya? Kok bisa sesederhana itu?

Bukannya saya ingin membuat perkaranya menjadi rumit, akan tetapi apabila kita mengetahui asal mula rule of 72 itu tentu akan lebih afdol.

Penjelasannya sebenarnya tidak jauh-jauh dari time value of money. Seperti yang kita ketahui, nilai investasi kita di masa depan dapat dihitung dengan formula berikut:

Future value = Present value x (1 + r)^t

Lanjutkan membaca Rumus Formula 72 dalam Investasi

Penyebab Anjloknya Bursa Saham Indonesia IHSG

Katadata

KATADATA – Kinerja IHSG mulai melemah sejak pidato Presiden Jokowi di forum KAA . Jokowi mengkritik keras keberadaan lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia. Padahal, dua hari sebelumnya Jokowi berpidato secara resmi mengundang investor untuk datang ke Indonesia.

Selain itu, sinyal perlambatan ekonomi di dalam negeri juga terlihat berbarengan dengan kinerja buruk sejumlah emiten Lanjutkan membaca Penyebab Anjloknya Bursa Saham Indonesia IHSG

Initial Public Offering (IPO) atau Go Public – Penjelasan dan Prosesnya

Berikut sedikit rangkuman dari beberapa tulisan :


Apa itu  IPO (Initial Public Offering) ? banyak yang bilang  ini adalah saham perdana. Apa sih yang dimaksud dengan saham perdana ini? Arti kata Perdana adalah pertama kali, kita semua paham hal ini. Jadi kalau kita gabungkan adalah saham yang pertama kali dilepas / dirilis untuk dijual kepada masyarakat/publik di bursa saham.

Kalau saya punya toko Kelontong bernama toko Rezeki, kemudian saya jual kepemilikannya (saham) ke orang lain, apakah ini termasuk IPO? Tidak, yang dimaksud IPO disini adalah hanya pada perusahaan yang menjual saham pertama kali melalui bursa.

Kenapa perlu IPO?
Kenapa suatu saham mau menjual sahamnya ke publik/masyarakat?

Jawabannya karena butuh modal tambahan. Kalau perusahaannya bagus dan kondisi keuangannya positif / menguntungkan kenapa tidak menggunakan uang internal perusahaan atau pinjaman dari bank saja? Ada beberapa kelebihan yang dapat dipetik dari IPO ini.

  1. Perusahaan yang bagus dan memutuskan mengumpulkan dana tambahan untuk IPO berarti merupakan perusahaan yang sedang berkembang dan dengan uang/dana yang lebih besar bisa berkembang jauh lebih besar lagi. Contoh: KFC Indonesia yang IPO, sebelum IPO kondisinya sudah bagus, counter KFC sudah banyak dan terus berkembang. Namun untuk potensi untuk memperbanyak counter KFC masih terbuka lebar dan jika menunggu dana internal jumlah counter baru yang bisa dibuka per tahun hanya terbatas, maka dengan mengumpulkan modal dari IPO, KFC Indonesia dapat langsung membuka counter baru dengan cepat sehingga perkembangannya semakin cepat.
  2. Pinjaman dari bank ada bunganya sedangkan saham tidak ada bunganya
  3. Meningkatkan kapitalisasi perusahaan, tidak mengerti? Akan kami jelaskan.

Penjelasan di bawah ini disertai contoh dengan menggunakan PT. Ogah Rugi.

PT. Ogah Rugi melepas sahamnya dalam IPO sebesar 10%, dengan nilai per lembarnya setelah dianalisa oleh berbagai pihak sebesar 1000 per lembar dan jumlah sahamnya 1 juta lembar saham, jadi total nilai saham sebesar Rp.1000 x 1.000.000 lembar = 1 Miliar. Karena saham yang dilepas adalah 10% dan nilainya 1 Miliar, maka nilai perusahaan secara keseluruhan adalah 10 Miliar.

Pada saat IPO maka saham sebanyak 1 juta lembar dengan harga 1000 rupiah per lembarnya dijual oleh PT. Ogah Rugi kepada publik / masyarakat dan PT. Ogah Rugi menerima uang sebesar 1 Miliar ke dalam kas perusahaan untuk digunakan dalam aktifitas operasional perusahaan. Sekarang 1 juta lembar saham itu sudah ada di tangan publik / masyarakat dan kemudian para pembeli tersebut bisa menjual kembali saham PT. Ogah Rugi ke bursa nah ini disebut perdagangan sekunder karena perdagangannya sudah tidak lagi antara masyarakat/investor dengan perusahaan tapi antara masyarakat/investor dengan masyarakat/investor sendiri yang dilakukan di bursa. Nah harga yang naik dan turun itu terjadi pada saat perdagangan sekunder antar masyarakat / investor.

Kalau begitu PT. Ogah Rugi hanya mendapat 1 Miliar dan kalau sampai harga saham yang diperjualbelikan antar investor naik, katakanlah sampai 2000 per lembarnya (2x lipat), maka tidak ada efeknya ke PT. Ogah Rugi? Betul sekali, yang PT. Ogah Rugi terima adalah saat transaksi awal di IPO, yaitu 1 miliar, setelah itu harganya naik 100x lipat atau turun menjadi 50 rupiah, tidak akan ada pengaruhnya ke PT. Ogah Rugi. Tapi….

Lanjutkan membaca Initial Public Offering (IPO) atau Go Public – Penjelasan dan Prosesnya

Daily Report AALI 9M2014

AALI 23500-24250. Harga saham Astra Agro Lestari Tbk (AALI) kemarin berhasil melanjutkan rebound menandai penguatan untuk empat sesi perdagangan berturut-turut ditutup di Rp23850. Apabila berhasil menembus resisten sederhana di Rp24250 harga sahamnya akan kembali berpeluang ke Rp25000. Sedangkan level support saat ini di Rp23500.

Rebound harga komoditas sepanjang Oktober lalu 4% dan saat ini berada di atas RM2300/MT memberikan sentimen positif pergerakan harga saham sektor CPO. Hal ini kemudian ditopang dengan rilis laba emiten sektor CPO sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini yang rata-rata menguat 155% mencapai Rp6 triliun. Laba AALI periode sembilan bulan pertama tahun ini (9M14) tumbuh 106,75% mencapai Rp1,88 triliun dibandingkan 9M13 sebesar Rp911 miliar. Marjin bersih naik dari 11% menjadi 16%.

Kenaikan laba terutama ditopang kenaikan pendapatan bersih 41,3% mencapai Rp11,76 triliun dari Rp8,32 triliun. Selain itu perseroan juga mencatatkan penurunan rugi kurs dari Rp335 miliar (9M13) menjadi Rp49 miliar (9M14). Kenaikan pendapatan bersih terutama ditopang kenaikan harga jual rata-rata (ASP) produk CPO dan kernel perseroan masing-masing naik 24% dan 78%. ASP AALI naik dari Rp6835/kg menjadi Rp8474/kg. Sedangkan ASP kernel naik dari Rp3088/kg menjadi Rp5487/kg.

Volume penjualan CPO perseroan turun 9,1% menjai 1 juta ton dari Rp1,1 juta ton. Sedangkan volume penjualan kernel naik 10,7% menjadi 262,92 ribu ton dari 237,55 ribu ton. Pencapaian pendapatan bersih perseroan hingga September lalu sudah mencerminkan 84% dari proyeksi tahun ini Rp13,99 triliun. Sedangkan pencapaian laba bersih mencerminkan 72,6% dari proyeksi laba bersih tahun ini Rp2,59 triliun. EPS tahun ini diperkirakan Rp1649,68.

Kami menargetkan harga saham perseroan berpeluang ditransaksikan dengan PE 19x merujuk pada rata-rata PE tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Ini mencerminkan harga sahamnya berpeluang ke Rp31344 atau punya ruang penguatan 31,4% dari harga saat ini di Rp23850. Secara technical penguatan lanjutan harga sahamnya rawan aksi profit taking. Investor disarankan melakukan aksi ambil untung jangka pendek apabila gagal menembus Rp24000. Sell on Strength, SL 23000

Source

Laba bersih AALI melesat 106%

Wow, laba bersih AALI melesat 106%

JAKARTA. Kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) kian moncer. Dalam laporan resmi perseroan, (30/10), laba bersih emiten perkebunan ini pada kuartal III-2014 tercatat sebesar 1,88 triliun, melonjak 106% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 910,9 miliar.

Kenaikan ini dipicu oleh kenaikan harga rata-rata penjualan atau average selling price (ASP) AALI, khususnya untuk produk crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK). Untuk CPO, ASP -nya hingga September lalu Rp 8.474 /kg, naik 24% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan ASP tersebut mendorong pendapatan AALI kuartal III tahun ini meningkat 41% menjadi Rp 11,76 triliun. Sementara, laba kotornya meningkat 59% menjadi Rp 3,68 triliun. Jika dilihat beban pokok pendapatannya, maka pos ini mengalami kenaikan 34% menjadi Rp 8,08 triliun.

Tapi, kenaikan ASP dan efisiensi yang dilakukan perseroan masih mampu menjaga marjin laba kotor atau gross profit margin AALI, yang pada akhirnya menjadi katalis positif bagi laba bersih perseroan. Pada kuartal III-2014, marjin laba kotor AALI sebesar 31%, sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 28%.

Dari sisi produksi, hingga kuartal III-2014 AALI mampu memproduksi CPO 1,29 juta ton, naik 19% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, volume penjualannya mengalami penurunan 9% menjadi 1 juta dari sebelumnya 1,11 juta ton.

Sementara, ASP PK untuk kurun waktu yang sama tercatat sebesar Rp 5.487 /kg. angka ini melesat 77,7% dibanding periode sembilan bulan tahun sebelumnya. Produksinya tercatat 276.261 ton dengan kenaikan volume penjualan 11% menjadi 262.917 ton.

Capital Gain YTD per 31 Okt 2014

$IHSG naik 18.51% sejak open 2014.
Berikut tabel Gain YTD Big Caps per tgl 31 Okt 2014.

Closed Open 2014 Gain YTD
1 $BBNI 5,950 3,850 54.55%
2 $BBRI 11,075 7,200 53.82%
3 $BBCA 13,050 9,400 38.83%
4 $GGRM 57,750 42,000 37.50%
5 $BMRI 10,350 7,800 32.69%
6 $PGAS 5,950 4,540 31.06%
7 $TLKM 2,750 2,175 26.44%
8 $BSDE 1,605 1,280 25.39%
9 $INTP 24,000 19,975 20.15%
10 $IHSG 5,089 4,294 18.51%
11 $UNVR 30,400 26,800 13.43%
12 $ADRO 1,135 1,010 12.38%
13 $SMGR 15,875 14,300 11.01%
14 $INDF 6,825 6,600 3.41%
15 $AALI 23,500 23,250 1.08%
16 $ASII 6,775 6,800 -0.37%
17 $UNTR 18,375 19,550 -6.01%
18 $ITMG 21,175 27,600 -23.28%

Semoga bermanfaat 😉

Rekap Laba (-Rugi) Emiten 9M14 vs 9M13

Rekap Laba (-Rugi) Emiten 9M14 vs 9M13:

• BBRI Rp18,16t vs Rp15,44t
• BMRI Rp14,45t vs Rp12,80t
• BBTN Rp0,75t vs Rp1,06t
• PNBN Rp2,03t vs Rp1,77t
• BTPN Rp1,42t vs Rp1,67t
• BNII Rp0,34t vs Rp1,09t
• BABP -Rp19,65m vs Rp3,43m
• JSMR Rp1,14t vs Rp1,02t
• TLKM Rp11,45t vs Rp11,06t
• UNVR Rp4,05t vs Rp4,09t
• APLN Rp506m vs Rp597m
• LRNA Rp1,98m vs n/a

• EXCL -Rp901m vs Rp917m
• MEDC $9,51jt vs $10,00jt
• ASGR Rp174m vs Rp131m
• INAF -Rp35,7m vs -Rp61,2m
• AUTO Rp643m vs Rp638m
• KKGI $7,97jt vs $18,04jt
• AALI Rp1,88t vs Rp0,91t
• BJBR Rp0,71t vs Rp1,09t
• BJTM Rp743m vs Rp681m
• SMDR $12,8jt vs $0,02jt
• MDLN Rp538m vs Rp722m
• LPPF Rp1,06t vs Rp0,89t

• LSIP Rp698m vs Rp443m
• SIMP Rp557m vs Rp171m
• SGRO Rp311m vs Rp30m
• PTPP Rp290m vs Rp218m
• WTON Rp223m vs Rp194m
• BSDE Rp3,21t vs Rp2,15t
• DUTI Rp478m vs Rp563m
• TINS Rp328m vs Rp141m

• WSKT Rp129m vs Rp118m
• DGIK Rp54,6m vs Rp46,5m
• DYAN Rp25m vs Rp35m
• TURI Rp187m vs Rp223m
• DSFI Rp5,05m vs Rp6,28m
• MTLA Rp184m vs Rp165m

• SMGR Rp4,09t vs Rp3,90t
• PTBA Rp1,58t vs Rp1,24t
• SIDO Rp314m vs Rp303m
• DOID $16.7jt vs -$13.3jt

• INDF Rp3,03t vs Rp1,92t
• ICBP Rp2,07t vs Rp1,85t
• ASII Rp14,5t vs Rp13,5t
• UNTR Rp4,77t vs Rp3,38t
• HEXA $7,75jt vs $12,17jt
• ADRO $220jt vs $316jt
• SCMA Rp1,10t vs Rp0,97t
• SMRA Rp883m vs Rp879m
• ELTY Rp210m vs Rp757m
• COWL Rp15,0m vs Rp34,8m
• SMCB Rp569m vs Rp599m
• SAME Rp41,9m vs Rp30,6m
• SILO Rp54,3m vs Rp20,1m
• WIIM Rp80,0m vs Rp110,8m
• SRIL Rp265m vs Rp250m
• TRAM $4,54jt vs $8,87jt
• RUIS Rp26,2m vs Rp21,2m
• MSKY -Rp28,0m vs -Rp223m
• MASA $1,23jt vs $1,27jt
• BBKP Rp675m vs Rp734m
• GZCO Rp26,7m vs Rp15,8m
• MYOH Rp215m vs Rp136m

(Krishna)

Source